Minggu, 24 Maret 2019

Rahasia Mengatasi Gigi Berlubang pada Anak

Setiap orang tua ingin anak-anak mereka menikmati gigi yang kuat dan sehat, tetapi gigi berlubang pada anak lebih rentan terjadi karena enamel pada gigi susunya lebih lemah daripada enamel pada gigi orang dewasa. Kesadaran anak untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya juga masih terbilang rendah, sehingga resiko anak mengalami gigi berlubang pun lebih tinggi. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui berbagai penyebab gigi berlubang dan apa yang bisa anda lakukan untuk melindungi gigi anak anda. Simak penjelasannya sebagai berikut. Klinik Az-Zahra Jogja Call 082134495179.

Rahasia Mengatasi Gigi Berlubang pada Anak

Bakteri dalam mulut anak anda secara alami berkembang biak, membentuk substansi lengket yang dinamakan plak. Plak ini dapat melapisi permukaan gigi. Seiring dengan kebiasaan anak mengonsumsi makanan dan minuman manis, maka bakteri pada plak pun akan menghasilkan asam. Asam yang terdapat pada plak secara perlahan akan mengikis enamel gigi yang keras dan membuat gigi berlubang pada anak anda.

Dari sudut pandang yang lain, saliva atau air liur yang terdiri dari kalsium dan fosfat akan mengurangi asam yang menyerang gigi dengan menetralisir dan mencegahnya menghilangkan mineral dari gigi. Namun, saliva membutuhkan waktu yang cukup untuk melakukan ini. Jika anak anda terus-terusan makan dan minum, terutama yang mengandung gula, saliva tidak akan punya cukup waktu untuk melakukan kerjanya. Siklus bakteri menghasilkan asam dan kemudian saliva membantu untuk mengurangi asam akan terus berlanjut. Karena terlalu banyak asam yang diproduksi, saliva tidak punya cukup tenaga untuk melawannya dan pada akhirnya mineral pada permukaan gigi akan terkikis. Bintik putih pada gigi kemudian akan muncul, menandakan mineral gigi sudah hilang. Ini merupakan tanda pertama dari gigi berlubang pada anak. Kerusakan gigi yang tidak diobati akan memburuk dan dapat menyebabkan gigi tanggal.

Perkembangan untuk menuju gigi berlubang pada anak dapat dihentikan pada saat ini. Permukaan gigi dapat memperbaiki dirinya dengan menggunakan mineral dari saliva dan fluoride dari pasta gigi. Namun, jika mineral yang hilang tetap tidak dapat digantikan, maka proses untuk menuju gigi berlubang akan berlanjut. Seiring waktu, permukaan gigi akan melemah dan hancur, membentuk sebuah lubang.

Pada dasarnya cara mengatasi gigi berlubang pada anak tergantung usia dan tingkat keparahannya. Jika baru muncul bercak kekuningan / kecoklatan di gigi, maka menyikat gigi secara teratur setidaknya dua kali sehari menggunakan pasta gigi ber-fluoride adalah solusi terbaik. Menurut penelitian Strassler (2013), fluor dikenal sebagai salah satu bahan yang dapat mencegah terjadinya karies. Fluor merupakan komponen yang sangat sering ditambahkan ke produk untuk kesehatan rongga mulut seperti bahan tambal dan pasta gigi. Fluor dapat menghambat proses demineralisasi email sehingga dapat menghambat proses karies. Fluoride memiliki fungsi baik yang terkait dengan kesehatan gigi dan tulang dimana tak hanya anak-anak yang penting untuk mendapatkan fluoride, begitu juga orang dewasa. 

Manfaat-manfaat akan fluoride berikut ini wajib diketahui,

1.  Melindungi Gigi
Gigi membutuhkan perlindungan agar tidak mudah berlubang, tidak mudah berlubang dan juga tidak mudah membusuk. Banyaknya aneka makanan serta minuman yang masuk ke dalam mulut kita dan melewati proses pengunyahan tentu akan membuat kuman makin banyak saja yang bersarang di mulut, terutama bagian gigi. Ada asam yang bakal menumpuk dari plak-plak gula berikut juga bakteri yang bila dibiarkan akan membuat gigi kotor dan kurang sehat. Dengan rajin menggunakan pasta gigi berfluoride ketika menggosok gigi, kuman pun tak akan tahan berlama-lama lagi di dalam mulut atau gigi kita.

2.  Remineralisasi Tulang dan Gigi
Selain dari memberikan perlindungan bagi gigi, tulang kita pun juga memerlukan fluoride untuk tetap berfungsi dengan baik. Proses remineralisasi yang terjadi pada tulang rupanya dibantu oleh mineral fluoride di mana ada pemulihan mineral yang tadinya terjadi penurunan dikarenakan pelepasan atau pemakaian mineral  tertentu di bagian tulang kita. Jadi intinya, fluoride sangat berguna dalam proses pencegahan kehilangan mineral dan akan senantiasa mengganti mineral tulang dan gigi yang hilang sehingga kehilangan mineral tak akan terjadi secara permanen.

3.  Menebalkan Enamel Gigi
Kesehatan gigi juga menyangkut hal enamel gigi. Semakin tipisnya enamel gigi tak akan baik karena bakteri akan lebih mudah memroduksi asam di dalam mulut. Saat asam sudah dihasilkan di bagian lapisan gigi, maka ini akan membuat pengeroposan gigi terjadi lebih gampang dan cepat. Dengan memperoleh fluoride sesuai dengan kebutuhan normal kita, lapisan email gigi dapat dijadikan lebih tebal sehingga bakteri pun akan menemukan kesulitan dalam menghasilkan asam.

Sikat gigi ber-fluoride dapat digunakan pada anak usia 3 tahun dengan kadar yang sedikit, kira-kira sebesar biji jagung. Jika usia anak sudah diatas 3 tahun, anda bisa menambahkan takaran pasta gigi menjadi sebesar kacang polong. Ajarkan anak untuk berkumur dan mengeluarkan air kumuran setelah menyikat gigi. Sampaikan pula pada anak bahwa pasta gigi bukan makanan, sehingga ia tidak boleh menelannya. Umumnya anak bisa diajarkan untuk berkumur saat usianya sudah menginjak 2 tahun.
Sementara jika anak sudah sering mengeluhkan sakit gigi hingga menyebabkan aktivitas sehari-harinya terganggu, ini artinya kerusakan / gigi berlubang pada anak sudah masuk tahap lanjut. Jika sudah begini, anak harus segera dibawa ke dokter gigi spesialis anak (Sp. KGA). Dokter gigi spesialis anak umumnya memiliki ruangan dan peralatan yang didesain khusus dengan warna-warna ceria, sehingga dapat menarik hatinya. Hal ini tentu membuat anak merasa nyaman untuk melakukan pemeriksaan gigi.

Kebanyakan dokter gigi anak hanya akan menganjurkan cabut gigi sebagai pilihan terakhir ketika pilihan perawatan lain tidak memberikan efek yang besar pada gigi. Terlalu cepat mencabut gigi dapat menyebabkan kesulitan bicara, mengunyah, dan masalah perkembangan anak.
Tindakan gigi dimulai dengan konsultasi menyeluruh dengan dokter gigi. Karena kebanyakan anak-anak cenderung sungkan untuk bertemu dengan dokter gigi, konsultasi biasanya dilakukan untuk memberikan hubungan yang baik antara dokter gigi dan pasien anak, untuk memperoleh kepercayaannya. Orang tua juga diberikan instruksi untuk menyiapkan anaknya sebelum tindakan dilakukan. Kemudian, pengambilan gambar santir menggunakan sinar-X yang akan memberikan gambaran tidak hanya pada gigi yang rusak, tetapi juga kondisi akarnya dan kondisi gigi di sekitarnya. Melalui gambar ini, dokter gigi dapat mengidentifikasi solusi yang paling tepat untuk menyelesaikan masalahnya.

Selama tindakan dilakukan, anak-anak mungkin akan diberikan zat sedatif, tergantung dari apakah anak tersebut masih takut atau tidak. Penting bagi dokter gigi untuk sabar dan menyesuaikan dirinya dengan kondisi emosional dan mental anak tersebut. Bius lokal juga akan diberikan sebelum pencabutan gigi untuk membuat daerah yang akan dicabut agar menjadi mati rasa dan mengurangi rasa tidak nyaman. Dalam kasus pembedahan, seperti untuk pengangkatan gigi geraham bungsu, bius total mungkin akan diberikan. Pada pencabutan gigi sederhana, alat kedokteran gigi yang disebut elevator akan digunakan untuk melonggarkan gigi dari rongganya sebelum diangkat menggunakan sepasang forceps (tang untuk mengangkat gigi). Pendarahan mungkin akan terjadi, tetapi biasanya akan berhenti setelah 24 jam setelah tindakan. Dalam kasus pencabutan gigi geraham bungsu, gusi di sekitar gigi akan dirobek, agar dokter gigi mendapatkan penglihatan yang cukup untuk mencabut gigi tersebut. Dalam beberapa kasus tertentu, gigi yang akan diangkat mungkin akan dihancurkan dalam beberapa bagian sebelum dicabut. Ini biasanya dilakukan bila gigi tersebut tersebut tertutup oleh tulang. Luka yang ada kemudian akan dijahit. Kemudian, pasien akan diberikan antibiotik selama 5 sampai 7 hari untuk mencegah terjadinya infeksi. Pasien juga diharapkan untuk melakukan kunjungan lanjutan seminggu setelah tindakan dilakukan, untuk melakukan pengangkatan jahitan dan agar dokter gigi dapat memeriksa kondisi dan pemulihan luka.

Kemungkinan komplikasi dari resiko pencabutan gigi anak juga pasti ada, seperti halnya pada orang dewasa, seperti rasa tidak nyaman, rasa sakit, dan pendarahan. Terkadang, gusi juga mungkin terkena infeksi. Pengalaman anak-anak juga dapat memberikan pengaruh emosinal dan mental, dan beberapa di antaranya mungkin merasakan trauma pada pengalaman tersebut dan akan menghindari dokter gigi setelah dewasa nanti.

Demikian informasi terkait rahasia mengatasi gigi berlubang pada anak, semoga bermanfaat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.