Minggu, 24 Maret 2019

16 Kebiasaan Buruk yang Merusak Gigi

16 Kebiasaan Buruk yang Merusak Gigi
Salah satu kebiasaan buruk yang dapat merusak gigi anda
Memiliki gigi yang sehat, putih, dan bersih adalah dambaan setiap orang. Namun, ada beberapa kebiasaan yang sering kita anggap sepele namun nyatanya dapat mengganggu kesehatan gigi dan mulut. Kebiasaan tersebut dapat berupa tindakan kita terhadap gigi maupun makanan yang biasa di konsumsi. Kebiasaan yang berangsur-angsur dalam jangka waktu yang lama dapat merusak gigi. Berikut penjelasannya, kebiasaan buruk yang merusak gigi. Klinik Az-Zahra Jogja Call 082134495179.

Kita merasa gigi kita cukup sehat, karena tak pernah merasa sakit gigi atau ngilu ketika makan makanan yang dingin atau manis. Namun betulkah gigi kita sehat? Belum tentu. Jika gigi mulai menguning akibat kebiasaan ngopi atau gusi terlihat menipis, itu tandanya kita juga tengah mengalami masalah gigi yang serius. Untuk itu, perhatikan kebiasaan-kebiasaan buruk yang merusak gigi sebagai berikut untuk mengetahui apakah kesehatan gigi sudah cukup terjaga.

1.  Menggosok gigi terlalu keras
Menggunakan sikat gigi dengan bulu yang keras, ditambah lagi dengan tekanan yang terlalu kuat saat menggosok gigi, bisa menghilangkan enamel pelindung gigi secara permanen. Hal inilah yang memicu kerusakan gigi seperti gigi sensitif dan lubang gigi, serta menyebabkan gusi mundur (menipis). Lebih baik, gunakan sikat gigi dengan bulu halus, lalu gosok gigi dengan gerakan memutar selama 2 menit, sedikitnya dua kali sehari. Sikat gigi dengan kepala yang ramping dapat bergerak dengan mudah di dalam mulut yang kecil, sedangkan gagang sikat yang panjang lebih mampu menjangkau geraham belakang daripada yang pendek.

2.  Pasta gigi yang salah
Jangan langsung percaya dengan pasta gigi yang diklaim mengandung berbagai bahan yang bermanfaat. Beberapa pasta gigi, khususnya yang didesain sebagai “tartar control” bisa menyebabkan abrasi. Pasta gigi yang mengandung butiran-butiran terasa kasar dapat mengikis enamel gigi dan menyebabkan gusi menipis. Pasta gigi dengan fluoride sudah cukup untuk anda agar gigi tetap sehat tidak mengalami kerusakan gigi.

3.  Langsung menyikat gigi setelah makan
Anda mungkin berpikir menyikat gigi langsung setelah makan akan mengurangi risiko kerusakan gigi / sakit gigi karena makanan yang terselip. Namun menyikat gigi langsung setelah makan tidak dianjurkan, terutama setelah anda yang mengonsumsi makanan manis dan asam. Hal ini dikarenakan makanan yang mengandung banyak gula dan makanan asam (seperti jeruk, lemon) akan menciptakan suasana acid (asam) di mulut kita. Keadaan ini akan melemahkan lapisan gigi yang disebut enamel. Dan dapat merusak gigi anda secara perlahan. Langsung menyikat gigi setelah mengonsumsi makanan tersebut akan mengikis lapisan enamel anda. Jika hal ini terus berlanjut, gigi anda dapat menjadi rapuh dan akan muncul masalah gigi sensitif di kemudian hari. Untuk mencegah hal tersebut, anda dapat menunggu 30 menit setelah makan untuk menyikat gigi atau berkumur dengan air terlebih dahulu sebelum menyikat gigi untuk menghilangkan asam di mulut anda.

4.  Merokok
Tak hanya mengganggu kesehatan tubuh, merokok juga dapat merusak gigi dan mulut. Merokok dapat merusak gigi anda yang sehat menjadi banyak masalah gigi. Kandungan rokok yang berupa tembakau, tar, nikotin, karbon monoksida, amonia dan lainnya bisa mengiritasi rongga mulut saat dikonsumsi karena adanya pembakaran. Kebiasaan merokok juga merupakan salah satu pencetus timbulnya gangguan serta penyakit rongga mulut. Gangguan tersebut berupa gigi yang berubah warna, peradangan pada gusi, serta bau mulut hingga penyakit kanker pada mulut.

5.  Tidak menggunakan dental floss
Bakteri pada gigi dapat berkembang menjadi plak, penyebab utama lubang dan penyakit gusi, dalam 24 jam. Gunakan benang gigi sekali sehari untuk mengusir plak.

6.  Minum minuman bersoda
Minuman berkarbonasi, alias minuman bersoda yang mengandung asam fosforik, yang lama-kelamaan dapat mengikis gigi. Jika kita biasa menikmati minuman ini, gunakan sedotan untuk meminimalisasi kontak langsung cairan tersebut dengan gigi. Jangan lupa gosok gigi sesudahnya.

7.  Makanan yang meninggalkan noda
Enamel gigi itu seperti spons. Makanan atau minuman yang meninggalkan noda di piring atau cangkir, seperti kopi, teh, minuman berkola, saus marinara, atau kecap, juga akan membuat gigi berangsur menjadi kuning. Mintalah dokter gigi untuk melakukan perawatan laser whitening, bleaching, atau Prophy Power, prosedur baru dimana sodium bicarbonate (bahan pemutih yang lembut) dicampur dengan semburan air yang kuat untuk mengangkat noda tanpa menghilangkan enamel. Pasta gigi dengan pemutih memang bisa sedikit memutihkan gigi, tetapi cenderung terlalu tajam untuk enamel yang pada akhirnya akan merusak gigi jika dilakukan secara terus-menerus.

8.  Doyan ngemil yang tidak sehat
Setiap kali kita makan sesuatu, apalagi yang manis atau mengandung tepung, bakteri yang biasa hidup di dalam mulut akan menciptakan asam untuk memecah makanan tersebut. Namun asam ini juga bisa menyerang gigi, menyebabkan gigi rusak. Sebagai gantinya, pilih buah-buahan dan sayuran yang renyah (seperti apel atau wortel) baik sebagai lauk maupun sebagai cemilan. Para ahli kesehatan gigi bahkan mempertimbangkan jenis makanan seperti ini sebagai sikat gigi alami karena efeknya pada plak yang bagaikan detergen. Mengunyah permen karet tanpa gula juga membantu mencegah lubang gigi, dengan meningkatkan aliran liur. Liur yang mengalir akan mengusir bakteri penyebab lubang gigi.

9.  Menggunakan gigi sebagai alat bantu
Membuka kantong keripik yang terbuat dari aluminium foil dan melonggarkan simpul menggunakan gigi ternyata dapat menyebabkan gigi retak dan pecah, serta merusak perawatan gigi yang sedang dilakukan. Kebiasaan lain yang merusak gigi adalah mengunyah es batu, cokelat yang sudah membeku, atau permen.

10. Mengabaikan masalah gigi
Gusi berdarah dan nafas berbau yang sudah kronis adalah indikasi adanya penyakit gusi. Untuk mengatasi bau mulut, minumlah cukup air untuk menjaga kelembaban mulut dan membuang kelebihan bakteri dengan pengerok lidah (banyak dijual di apotek). Untuk mencegah gusi berdarah, gosok gigi secara teratur dan gunakan benang gigi. Segera ke dokter bila gejala ini tak juga mereda.

11. Mengabaikan masalah pada bibir
Tak peduli betapa baiknya kondisi gigi anda, senyum anda tak akan terlihat cerah bila bibir dibiarkan kering dan pecah-pecah. Kulit pada bibir, yang lebih tipis daripada kulit lainnya, cenderung akan kehilangan kelembabannya dan berubah seiring bertambahnya usia. Menggunakan lip balm dengan pelembab setiap hari.

12. Bernapas dengan mulut
Kebiasaan ini sering kali muncul karena adanya gangguan pada jalan napas atau hidung yang tersumbat. Misalnya karena kelainan anatomi hidung atau penyakit-penyakit hidung, seperti polip hidung, sinusitis, rinitis kronis, dan pembesaran tonsil di belakang hidung. Dampak yang dapat ditimbulkan dari kebiasaan ini adalah rahang atas yang menjadi sempit sehingga menyebabkan gigi akan berjejal atau tidak beraturan, peradangan pada gusi, serta bau mulut yang tidak sedap.

13. Menggemeretakkan gigi
Kebiasaan ini sering juga disebut bruxism. Bruxism sering kali dipicu oleh stres, kecemasan dan juga frustrasi. Umumnya kebiasaan ini terjadi pada malam hari di saat sedang tidur dan tidak disadari oleh penderitanya. Bruxism mengakibatkan kerusakan pada lapisan atau permukaan gigi yang membuat gigi menjadi sensitif serta dapat menimbulkan gangguan pada sendi rahang. Kebiasaan buruk ini juga bisa mengganggu orang-orang di sekitar anda (karena suara gemeretaknya, apalagi jika terjadi pada malam hari saat semua orang tidur).

14. Tindik mulut
Menindik bagian lidah, bibir, atau pipi mungkin terlihat keren. Namun, hal ini berisiko menggores gigi dan mengiritasi gusi.

15. Mengunyah hanya pada satu sisi
Kebiasaan mengunyah pada satu sisi dapat berisiko menimbulkan gangguan pada sendi rahang, rasa sakit pada rahang, hingga sakit kepala atau migrain. Hal ini disebabkan karena otot-otot pengunyahan tidak bekerja secara seimbang dan sendi pada sisi yang dipakai mengunyah bekerja secara berlebihan sehingga dapat mencederai struktur sendi dan otot terkait.  

16. Menghindari dokter gigi
Memeriksakan kesehatan gigi dan mulut sejak dini sangatlah penting. Tak sedikit orang yang datang ke dokter gigi saat gigi sudah berlubang besar dan tidak dapat dipertahankan lagi. Padahal jika anda rutin memeriksakan gigi, hal tersebut dapat dicegah. Mulailah rutin memeriksakan gigi anda setidaknya 6 bulan sekali. Sangat disarankan untuk memeriksa kesehatan gigi dua kali dalam setahun, namun saran ini tampaknya cenderung diabaikan. Padahal, jika gusi mengalami masalah, setidaknya kita harus kontrol ke dokter setiap tiga bulan.

Berikut sudah kami jelaskan mengenai 16 kebiasaan buruk yang merusak gigi. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.