Gigi memang kuat. Meski begitu, gigi juga rentan untuk retak, terbelah hingga patah. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari menggigit terlalu keras, terkena pukulan di mulut atau wajah, terjatuh hingga gigi berlubang. Sebenarnya fenomena patah gigi pada anak merupakan hal yang wajar terjadi, khususnya bila usia anak di bawah 5 tahun. Pada dasarnya fraktur atau patah gigi merupakan hilang atau lepasnya suatu fragmen dari susunan gigi yang lengkap. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari karies (pembusukan gigi), trauma akibat kecelakaan, hingga benturan di area mulut. Mari kita simak cara mengobati gigi patah pada anak, Klinik Az-Zahra Jogja Call 082134495179.
Gigi retak atau patah sedikit mungkin gak terasa sakit. Lidahmu akan dengan mudah merasakannya jika ada bagian yang patah karena terasa tajam. Namun, kalau area yang patah besar, bisa jadi kamu akan merasakan sakit yang luar biasa. Bisa jadi syaraf di gigimu rusak. Selain itu, dentin yang terbuka akan membuatmu ngilu/nyeri, terutama jika terkena makanan panas atau dingin. Rasa ngilu dan sakit bisa bermacam-macam tergantung jenis gigi patah yang kamu alami. Untuk itu, yuk kenali jenis-jenis gigi patah dan cara menanganinya berikut ini :
1. Retakan kecil yang terjadi pada permukaan luar gigi
Retakan kecil pada gigi terjadi pada permukaan luar gigi berwarna putih atau biasa disebut enamel. Retakan kecil seperti ini gak membutuhkan perawatan khusus. Dokter gigi bisa saja memoles area tersebut agar halus.
2. Gigi retak / gigi patah yang rawan menyebar
Gigi retak atau patah melibatkan seluruh gigi, mulai dari permukaan untuk mengunyah hingga ke syaraf. Potongan-potongan gigi berada di tempatnya, namun retakannya secara bertahap menyebar. Retakan gigi bisa diperbaiki dengan ditambal. Gigi membutuhkan mahkota agar retakan gak memburuk. Kamu pun memerlukan saluran akar juga apabila kerusakan menjangkau syaraf atau jaringan hidup lainnya.
3. Irisan kecil pada gigi
Irisan kecil pada gigi gak selalu membutuhkan perawatan. Biasanya dokter gigi akan menyarankan untuk menambal agar mencegahnya memburuk dan tetap terlihat menarik. Jika irisan sangat kecil, dokter biasanya akan memoles dan menghaluskan area yang terkelupas.
4. Puncak gigi (cusp) yang rusak
Kerusakan ini biasanya memengaruhi permukaan runcing gigi untuk mengunyah. Biasanya kerusakan ini gak memengaruhi area pulpa dan gak terasa sakit. Dokter gigi bisa memperbaiki kerusakan dengan mengembalikan bentuk gigi, dengan metode onlay atau penambahan mahkota.
5. Kerusakan gigi serius yang mengekspos syaraf
Kerusakan ini akan menyebabkan gigi terluka dan sensitif. Bisanya bagian yang patah akan berdarah. Kamu memerlukan perawatan saluran akar untuk mengangkat syaraf yang terbuka. Selain itu kamu pun perlu mahkota untuk mengembalikan gigi agar bisa mengunyah dengan benar.
6. Gigi terbelah menjadi dua bagian
Kondisi ini terlihat dengan gigi yang terbelah secara vertikal menjadi dua bagian. Beberapa gigi seperti gigi belakang memiliki lebih dari satu akar. Sehingga, memungkinkan untuk mempertahankan salah satu akar dan sisanya ditutup dengan mahkota. Adapun, langkah pertama kamu memerlukan perawatan saluran akar. Kedua, dokter gigi akan menghilangkan akar gigi yang gak terselamatkan. Ketiga, kamu akan membutuhkan mahkota untuk menutupi akar dan mengganti gigi.
7. Gigi patah secara vertikal atau akar terbelah
Retakan ini dimulai dari akar gigi dan memanjang hingga ke area untuk mengunyah. Kerusakan ini biasanya menyakitkan karena area akar meradang dan terinfeksi. Untuk itu, gigi perlu dikeluarkan.
8. Kerusakan karena gigi keropos
Dalam kasus ini, gigi yang patah atau hancur disebabkan gigi yang sudah lemah. Dokter gigi akan coba mengevaluasi dan melakukan cara terbaik untuk memulihkan gigi. Jika gigi sudah sangat keropos dan meluas, gigi mungkin perlu dibuang.
Adapun pertolongan pertama saat gigimu patah, kamu perlu membersihkan mulutmu dengan air hangat. Jika terjadi pendarahan, ambil sepotong kain kasa dan tekan area pendarahan selama 10 menit hingga pendarahan berhenti. Bisa juga dengan kantong teh jika cara ini gak berhasil. Untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan, kompres pipi atau area bibir di atas gigi yang patah dengan kompres dingin. Konsumsi obat peredam rasa sakit yang dijual bebas dan jangan lupa untuk segera ke dokter!
Selain itu, berikut adalah saran dari Pakar Kesehatan Gigi Anak Ra Dental Clinic RSIA Grand Family, Pantai Indah Kapuk drg Rudy Kurniawan SpKGA untuk para orang tua yang memiliki anak dengan kondisi trauma patah gigi meliputi 5 langkah yang harus dilakukan orang tua bila gigi anak patah, sebagai berikut :
1. Tetap tenang jangan panik. Memang, pada kenyataannya, orang tua akan tetap panik begitu mengetahui gigi susu anaknya patah atau berubah posisi.
"Kenapa jangan panik? Karena anak akan ikutan panik. Anak akan teriak-teriak. Ketika dia menangis kencang, air liur keluar yang bisa membuat darah mengalir hebat," kata Rudy dalam diskusi "Penanganan Cedera Gigi dan Jaringan Lunak Sekitar Mulut Anak" di Jakarta.
2. Ketika mengunjungi dokter, bawa patahan gigi anak.
3. Ambil patahan gigi anak, jangan dibersihkan, langsung masukkan ke dalam susu. "Susu punya banyak nutrien yang dibutuhkan untuk menjaga agar kondisi patahan gigi tetap terjaga. Jika tidak ada susu, simpan di bawah lidah orangtuanya," kata Rudi mengingatkan.
4. Langsung ke dokter gigi anak, jangan menunggu empat sampai lima hari. "Keberhasilan suatu penanganan tergantung seberapa cepat membawa anaknya ke rumah sakit," kata Rudy.
5. Ceritakan kronologisnya lengkap kepada dokter gigi. Misal, jenis traumanya apa, dan lokasi jatuhnya di mana.
Setelah dilakukan penanganan pada anak dengan gigi patah, pasti bertanya-tanya bagaimana merawat gigi yang pernah ? Simak jawabannya dibawah ini :
Gigi patah yang sudah dikembalikan ke bentuk semulanya harus dirawat terus, karena gigi tersebut berisiko untuk patah kembali. Utamanya, hindari tekanan berlebih pada gigi. Jangan mengunyah makanan keras dalam beberapa hari pertama setelah perawatan dan sebisa mungkin hindari cedera pada gigi. Setelah perawatan di dokter, anda juga tetap harus menjaga kebersihan gigi dengan menggosok gigi dan berkumur dua kali sehari. Jangan lupa juga untuk kontrol gigi ke dokter sekitar 3-6 bulan setelah kejadian untuk melihat kondisinya.
Dan berikut adalah cara mencegah agar gigi pada anak anda tidak patah adalah menghindari resiko terjadinya gigi patah, misalnya :
1. Hindari risiko cedera (benturan) pada area kepala dan wajah.
2. Hindari kebiasaan buruk seperti menggeretakan gigi, gigit kuku atau pensil, dan hal lainnya yang dapat menyebabkan gigi patah.
3. Hindari mengunyah makanan yang terlalu keras seperti es batu atau tulang.
4. Jaga kebersihan gigi agar gigi tidak berlubang.
5. Beri lingkungan bermain anak yang nyaman dan jauh dari hal-hal yang berbahaya.
Demikian informasi yang bisa kami informasikan mengenai cara mengobati gigi patah pada anak. Semoga bermanfaat. Sayangi buah hati anda dengan menjaga dan mengobati gigi patah atau masalah gigi lainnya dengan cara yang benar dan tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.